Blue Fire Pointer

Jumat, 01 Juli 2016

Tak Selamanya Ujian Hidup Itu Menyakitkan


Hmm, aku awali postingan ini dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang mana aku masih diberi kesehatan untuk sekedar berbagi kisah kehidupan saya.

Kala suara tangis bayi terdengar keras didalam ruang persalinan, aku dilahirkan dan mengenal dunia. Aku sangat beruntung dilahirkan oleh seorang ibu yang sangat menyayangiku meskipun aku sekarang berpikir aku belum bisa melakukan satu hal yang bisa membuat orangtuaku bangga kepadaku. Mungkin aku akan sedikit menceritakan kisah hidupku dulu.


Hinaan Yang Bertubi-Tubi
Aku awali kisah ini dengan beribu hinaan yang datang kepadaku. Saat aku kecil dulu, aku adalah seorang manusia yang mungkin bisa dikatakan tidak se"sempurna" orang pada umumnya. Pada umurku kala dulu yang berusia 6 tahun, aku mulai bersekolah di suatu Sekolah Dasar di daerah tempat tinggal orangtuaku. Aku sungguh terkejut dengan teman sekitarku yang begitu aneh melihatku. Mereka menertawakanku seolah aku adalah orang yang "aneh" bagi mereka. Tetapi orangtuaku mencoba menguatkanku akan perasaan itu. Mungkin aku adalah seseorang yang menyedihkan, namun aku sekali lagi bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakanku dengan sedikit kecerdasan di otakku. Dan pada saat itu aku menyapu bersih peringkat pertama kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 berturut-turut. Bukannya aku sombong, tetapi ini bisa menjadi sebuah motivasi bagi semua manusia yang memiliki kekurangan seperti aku ini.
Apa imbalan dari Allah SWT mengujiku dengan hinaan diatas? Akhirnya teman-temanku mau menerimaku apa adanya dan mereka mulai mengagumiku karena aku sedikit lebih cerdas dari mereka.


Masa Globalisasi
Era baru duniaku mulai mendatangiku. Kali ini masuk ke sekolah yang memiliki ruang lingkup yang lebih besar dari Sekolah Dasar, yaitu Sekolah Menengah Pertama. Sekali lagi, aku menjadi bahan "Bully" oleh teman-teman yang belum mengenalku. Sungguh menyedihkan, aku sendiri sempat frustasi akan keadaan itu. Entah sampai kapan hinaan itu akan datang terus menimpaku, aku sendiri tak tahu. Aku sempat tidak ingin mengikuti sekolah lagi karena teman-temanku hampir setiap bertemu denganku selalu menyebutku orang aneh. Perasaan sakit, sedih, malu semuanya campur aduk didalam hatiku. Ketika aku mencoba untuk kuat, dialah saudara perempuanku yang memotivasiku untuk terus berjuang dan mencoba mendorongku agar menghiraukan semua itu. Mungkin aku berhasil untuk menjadi seseorang yang lebih tegar dan aku mulai menjalankan semuanya dengan penuh kesabaran.


Rasa Frustasi Datang
Nah disinilah masa-masa kelam itu datang, saat itu aku masuk ke Sekolah Menangah Atas. Mungkin karena faktor orang lain yang sudah menjadi dewasa dan hampir tidak ada yang menghinaku lagi. Tetapi Tuhan berkata lain, kali ini Dia mengujiku bukan dengan hinaan lagi melainkan dengan indahnya masa-masa mulai mengenal lingkungan luar. Hidupku sudah tidak teratur lagi, bermula sekolah yang sering bolos, melanggar tata tertib sekolah, menjahili teman, dan yang paling parah yaitu mengerjai guruku sendiri. Apa hasil dari semua yang telah aku lakukan diatas? Melainkan hanya mendapat gunjingan dan aku di jauhi teman-temanku yang berakhlak lebih baik dariku. Sempat aku mendengar temanku dulu berkata "Si Ajat sekarang kenapa sih? Kok jadi berubah kaya setan gini, padahal dulunya dia orang baik loh?". Okelah itu semuanya tidak begitu berarti bagiku karena yang aku tahu, aku sudah besar dan bisa menjalani hari-hari tanpa mereka. Tapi itu salah, hidupku kelam karena harus menjalani semuanya dengan sendiri. Sudah dijauhi guru, mendapat pacar susah, pokoknya menyedihkan.
Apa pelajaran dari kisah diatas? Renungkan sejenak, janganlah berlebihan dalam mengatasi segala sesuatu yang menurutmu itu benar, karena belum tentu apa yang dilakukanmu itu benar. Ketika kau ingin menghilangkan ingatan masa lalumu dengan penuh kebebasan, maka disitulah masa kehancuranmu datang. Apalagi sampai kau juga lupa akan Tuhan yang menciptakanmu.


Mencoba Memperbaiki Diri
Hembusan angin malam bertiup ke tubuhku, aku jalani setiap malam dengan memikirkan semua kebodohanku saat aku ingin melupakan semua kenangan pahitku dulu. Aku memulainya lagi dari awal, aku ingin jauh dari teman-temanku dulu dan sekarang aku menimba ilmu di kota seberang. Aku jalani semuanya sendiri, dengan tak ada teman terbaik yang menemaniku lagi. Mungkin itu menyakitkan, tapi itu aku lakukan karena aku ingin melatih seberapa dewasanya diriku. Aku sungguh beruntung berteman dengan orang yang tergolong "baik" disana, sehingga tidak ada yang bisa membuatku bertingkah seperti dulu lagi.


Tekad Yang Luar Biasa
Disela waktu aku melamun dan memikirkan masa depanku, bagaimana kedepannya agar aku bisa membuat orangtuaku kembali bisa mempercayaiku sebagai anak yang berguna untuknya. Aku mungkin bisa melakukannya, tetapi ada satu hal yang membuat pikiranku kacau, yaitu pendamping hidupku nanti. Aku sadar, dengan keadaanku saat ini, aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar diberikan pasangan hidup yang baik. Namun berdoa saja tidak cukup agar semuanya terkabul. Akhirnya aku mencoba melakukan semuanya dengan penuh kerja keras, karena aku tahu harapan satu-satunya agar aku bisa mendapat kekasih hanyalah dengan mempunyai pekerjaan dan materi yang melimpah. Disitulah aku mulai termotivasi untuk berusaha, kujajaki semua yang berkenaan dengan informasi. Aku bertekad aku ingin membahagiakan orangtuaku sebagaimana mereka mengasuhku dari kecil hingga sekarang. Lalu akan kubahagiakan pasangan hidupku dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang.


Kesimpulan dari kisah diatas yaitu, janganlah berpikir Tuhan memberimu ujian karena Tuhan marah padamu. Dia memberikan ujian kepadamu semata karena Dia ingin melihat bagaimana sikapmu dalam menjalani ujian-Nya. Bila kau bersabar, maka balasannya akan jauh lebih indah dari yang kau duga. Sedangkan sebaliknya, jika kau menjalaninya dengan mengeluh, kau pasti akan masuk ke lembah kehancuran. Tetaplah berusaha, jika kau mengeluarkan semuanya sudah 100% , tambah lagi 1000%. Karena tiada yang tahu roda kehidupanmu akan berputar. Dan satu lagi, selalu ingatlah kalian akan Tuhan yang menciptakan kalian.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Pageviews